ULAR
TINJAUAN PUSTAKA
ULAR
Ular adalah suatu kelompok reptilia yang bertubuh gilig panjang dan ramping. Panjangnya bervariasi; yang terkecil (ular lidi) sekitar 10 centimeter, sedangkan yang terbesar (ular sawa atau python) menurut Guinness Book of Record adalah 10 meter ditemukan di Sulawesi pada tahun 1912. Namun menurut Gatra (2004) di Taman Rekreasi Curug Sewu, Kendal, Jawa Tengah, terdapat ular Python reticulatus (ular sanca) dengan panjang 15 meter, lingkar tubuh 84 cm dan berat 447 kg hasil tangkapan suku kubu, Jambi.
Ular merupakan hewan berdarah dingin, maka temperatur tubuh mendekati suhu lingkungan, sehingga reptil ini sering berjemur di bawah sinar matahari saat hari dingin dan bersembunyi dalam tempat teduh saat udara panas. Seekor ular yang terlalu dingin akan menjadi lemas dan tidak dapat mencerna makanan dengan baik. Ular–ular tampak di daerah hibernate ketika musim dingin. Sebagian besar ular merupakan hewan semiakuatik yang hidup di darat tetapi masuk ke dalam air saat mencari mangsa. Ular air dapat bergantung di atas tumbuhan air dan mereka akan terjun ke dalam air saat dikejutkan atau saat mencari mangsa (Carpenter, 2001).
Ular tidak punya kaki, telinga dan gendang telinga. Tidak punya kelopak mata yang dapat digerakkan, untuk membedakan dengan keluarga kadal. Karakteristik anatomi yang lain tidak terlihat dari luar dan digunakan sebagai karakteristik pembeda (Grzimek, 1975).
Ular terdiri dari pectoral girdle dan tulang dada, bagian yang longgar dari tengkorak, lengkungan tulang zygomatic, tulang lacrimale dan elemen tulang lain. (Grzimek, 1975). Ular memiliki 200 – 300 ruas tulang iga kecuali dua tulang leher pertama. Tulang belakang dan tulang iga mempunyai persendian (artikulasi) yang sangat luwes. Itulah sebabnya ular mampu melakukan gerakan melingkar, melilit, mengembang atau mengempis (Dharmojono, 1998).
Bentuk dan letak organ internal (hati, lambung, paru-paru, ginjal, jantung, dan sebagainya) menyesuaikan bentuk tubuh ular yang langsing. Jantung di semua reptil tidak mempunyai ruangan yang sepenuhnya terpisah. Akan tampak lain bila dibandingkan dengan kura-kura yang tampak terlihat seperti kantung yang tertekan. Meskipun tidak memiliki thorax yang keras dan pelindung tubuh, tetapi relatif lembut. Lokasi jantung tidak dapat ditunjukkan secara visual. Di beberapa species, jantung terletak pada seperempat bagian dari panjang tubuh dari depan. Ular tidak suka dipegang pada bagian ini. Dan mereka akan bereaksi bersikap bertahan. Pada embrio, jantung dekat dengan kepala. (Grzimek, 1975).
Delaney (2000) mengatakan bahwa ular dapat dibedakan atas beberapa famili yaitu: Leptotyphlopidae (thread snakes) 2 genus, 78 spesies; Typhlopidae (blind snakes) 3 genus, 180 spesies; Anomalepidae (dawn blind snakes) 4 genus, 20 spesies; Acrochordidae (asian wart snakes) 2 genus, 3 spesies; Aniliidae (false coral snakes) 9 spesies; Uropeltidae (shield tail snakes) 8 genus, 44 spesies; Xenopeltidae (sunbeam snake) 1 genus, 1 spesies; Boidae (boas, pythons) 27 genus, 88 spesies; Colubridae (colubrids, boomslang, bird snake) 292 genus, 1562 spesies; Elapidae (cobras, mambas, coral) 61 genus, 236 spesies; Viperidae (vipers) 7 genus, 187 spesies; Hydrophidae (sea snakes).
Beberapa karakteristik umum akan membantu kita dalam membedakan ular yang berbisa dan yang tidak berbisa. Ular yang berbisa memiliki bintik atau bukaan di antara kedua matanya dan lubang hidung. Mereka juga memiliki pupil mata yang secara vertical berbentuk elips. Ular yang tidak berbisa tidak memiliki bintik dan memiliki pupil mata yang bulat. Selain itu, ular yang berbisa memiliki 1 baris sisik di bawah ekornya, sedangkan ular yang tidak berbisa tampak memiliki 2 baris sisik di bawah ekornya. Pola pewarnaan kulit secara umum sulit hingga tidak dapat secara pasti digunakan untuk membedakan kedua jenis ular karena adanya variasi dalam 1 spesies (Miller, 2003).
Viperidae dan Crotalidae mewakili sebagian besar perkembangan spesies dari reptil. Dua famili ini termasuk spesies yang berbisa sekali yang mempunyai alat memasukkan atau menyuntikkan venom mutlak sempurna. Pada ular yang pendek ujung tulang maxillaris keduanya panjang, gigi taringnya tajam melalui saluran internal yang mana racun diproduksi oleh glandula venom. Pintu saluran dekat ujung dari taring. Ketika mulut ular tertutup, gigi taring akan menutup ke dalam tetapi ketika mulut ular terbuka lebar gigi taring ditinggikan oleh rangkaian pengangkat tulang (Anonim, 2000).
Secara umum ular benar-benar tidak menggigit, mereka memasukkan giginya ke dalam daging korbannya dengan gerakan ke bawah dan memasukkan atau menyuntikkan venom pada waktu yang sama. Sistem kerjanya seperti siring hipodermik (Anonim,2000).
Senjata yang baik ini hanya digunakan untuk berburu baik ular berbisa maupun ular berderik. Ketika mangsa jaraknya dekat ular dengan cepat menangkap kepala dan bagian depan tubuh mangsa, menyuntikkan racun ke dalam tubuh korbannya kemudian menariknya dan meninggalkan mangsanya. Gerakannya sangat cepat sehingga kadang-kadang kita tidak dapat melihatnya. Setelah menyerang ular akan menunggu pengaruh racunnya dan akhirnya mencari tubuh mangsanya menggunakan sedikit penciuman untuk menangkap dengan garpu lidahnya (Anonim, 2000).
Famili ular berbisa ini hanya ditemukan di Asia, Eropa dan Afrika. Mangsa yang disukai oleh ular berbisa adalah rodensia kecil dan besar. Viperidae dan Crotalidae meninggalkan tempat persembunyiannya ketika suhu lingkungan diantara 60-800 F. Sehingga kita dapat mendekatinya dengan tetap menjaga jarak pada malam hari tergantung dengan temperatur. Seperti ular-ular lain, ular berbisa meletakkan telur mereka dan membiarkannya. Tetapi mereka berbeda dari ular yang lain dalam hal ini, ketika telur-telur diletakkan telur tersebut telah berisi penuh embryo yang sedang berkembang yang mana kulitnya dapat pecah dan keluar setelah beberapa jam. Pada beberapa spesies, perkembangan dari embryo di samping tubuh induknya dan betina dari ular berbisa sudah mempunyai venom dan segera pergi untuk berburu (Miller, 2003).
Viperidae merupakan ular berbisa yang juga disebut ular biludak, yang hidup di Eropa dan Asia. Satu dari kebanyakan spesies yang cantik mempunyai warna yang terang pada kulitnya yaitu ular berbisa rhinocheros (Miller, 2003).
Crotalidae lebih mengejutkan dibanding beberapa ular karena mereka besar, berat, hitam mengkilat. Meskipun begitu ular derik kurang berbahaya karena mereka memberi peringatan pada manusia daripada mereka membunuh manusia dengan cara menggerakkan ekor yang kecil. Cincin ekor akan bergetar menimbulkan bunyi yang khas dimana ini membuktikan bahwa ular tidak tentu agresif, gesit dan sebagai pemburu. Ketika melihat mangsanya ular derik tidak mendekati tapi menakuti dengan getaran ekornya atau jika di hadapannya panas (Anonim, 2000).
Organ istimewa ular derik ada di atas kepala, di antara hidung dan mata. Mereka mempunyai dua lubang penghubung dengan ruang kecil masing-masing bagian setengah dari membran. Organ itu dapat melepaskan sinar infra merah ke tubuh mangsa. Ular menggunakan itu untuk berburu, mereka menggunakan untuk mengikuti mangsa. Ular dapat berburu di semua situasi, siang, malam atau dalam gelap. Mereka juga dapat menggunakan untuk mamalia dengan tubuh lebih panas dari sekitar, tetapi tidak dapat bekerja untuk mangsa berdarah dingin seperti amphibi dan reptil (Miller, 2003).
Pakan ular
Pakan ular bervariasi. Ular air mengkonsumsi sejumlah besar ikan dan hewan amfibi. Ular darat memakan rodensia, telur burung, hewan amfibi seperti misalnya katak dan salamander dan ular lainnya. Pemberian pakan ular didasarkan pada jenisnya :
- Rattle snake : mammalia kecil, burung, dan kadal
- King kobra : ular lain
- Rainbow : mammalia kecil dan burung
- Racer : mammalia kecil, burung, kadal, dan amphibi
- Green : insektifora
- King snake : mammalia kecil dan kadal
- Hog nosed : mammalia, katak, dan salamander
- Coral : ular lain, kadal, mamalia kecil, dan ikan
- Kobra : mammalia kecil dan burung
- Copperhead : anakan kadal, katak dewasa, dan mamalia kecil
- Gropher, Bull,Pine : mammalia kecil dan burung
- Anaconda : mammalia kecil, burung, dan ikan
- Python, Boa : mammalia dan burung (Delaney, 2000)
Penentuan frekuensi pemberian pakan didasarkan pada rutinitas defekasi, tingkah laku dan kebutuhan fisiologi. Pada masa reproduksi frekuensi pemberian pakan sebaiknya ditingkatkan (Anonim, 2000).
Handling
Anastesi sangat diperlukan saat hendak memegang ular yang berbisa. Ular yang agresif harus dipegang secara lembut dan kuat pada bagian belakang kepala dan tubuhnya. Untuk mengantisipasi urinasi, defekasi dan sekresi dari glans analis, maka bagian belakang tubuh ular perlu diletakkan dalam karung (Delaney, 2000).
(Miller, 2003)
Sexing
Jenis kelamin ular dapat dibedakan menggunakan probe yang steril yang setelah diberi lubrikan dimasukkan ke dalam inverted hemipenis. Ular jantan memiliki hemipenis terbuka sehingga probe dapat masuk kira–kira 6–8 sisik panjangnya atau lebih. Pada ular betina probe hanya masuk sekitar 2–4 sisik. Beberapa betina memiliki vestigeal hemipenis (Delaney, 2000).
Pemeriksaan kesehatan
Ular yang baru datang hendaknya dikarantina terlebih dahulu selama 90 hari. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan, meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan feses dan pemeriksaan ektoparasit. Dalam pemeriksaan juga perlu dilakukan penimbangan terhadap berat badan. Pemeriksaan dimulai dengan mengamati gerakan respirasi dan tingkah laku ular. Bisa ular beracun diambil dengan menjepitkan gigi taring atas ular pada pinggiran gelas. Pada tahap ekdisis juga dilakukan penilaian yang tergantung pada umur, nutrisi dan ukuran ular. Pada awal ekdisis, mata dan kulit akan berkabut, pada pertengahan ekdisis mata menjadi bersih dan mengkilat, sedangkan pada tahap shed terjadi 1–4 hari setelah tahap pertengahan. Selama siklus shed hendaknya ular jangan dipegang karena kulit dalam kondisi sangat rapuh. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan mengamati susunan gigi. Sebagian ular mempunyai 4 jajaran gigi pada bagian atas dan 2 jajaran gigi pada bagian bawah. Pergantian gigi ular terjadi secara teratur. Pada kondisi normal mukosa mulut ular berwarna pucat, mengkilat dan lembut. Auskultasi pada jantung dan respirasi ular sulit dilakukan, yang mungkin dilakukan adalah palpasi jantung. Ular merupakan hewan yang memiliki jadwal rutin dalam defekasi dan urinasi sehingga jika terjadi perubahan dapat digunakan sebagai indikasi terjadinya penyakit. Ular menyimpan urin di ureter dan kolon, bukan di vesika urinaria (Delaney, 2000; Carpenter, 2001).
Pengambilan sampel
Sampel darah dapat diambil dari v. palatina dorsalis, v. ventralis ekor dan kardiosentesis. Antikoagulan yang sebaiknya digunakan adalah heparin lithium (Miller, 2003).
Kandang
Kandang hendaknya disesuaikan dengan kebiasaan ular serta dibuat seaman mungkin sehingga ular tidak mudah keluar. Bahan untuk pembuatan kandang ular antara lain adalah kaca, fiberglass atau akrilik. Alas kandang dapat berupa koran atau ampas gergaji (Delaney, 2000).
Aplikasi medikasi
Pemberian obat biasanya dilakukan suntikan SC, IM, IV dan Intra Caelomic. Di samping itu bisa juga dilakukan cardiac puncture (Delaney, 2000).
Penyakit dan gangguan kesehatan
Beberapa penyakit dan gangguan yang sering dijumpai pada ular antara lain adalah : trauma, fraktur spina, kulit terbakar, anoreksia, infeksi sistemik sekunder, prolaps uterus-kolon–rektum, distokia dan obstipasi atau konstipasi (Delaney, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.,2000,Reptilia,http://www.flmnh.edu/natschi/herpertology/Brittoncross/csp_cnov.html
Carpenter, Moshima, Rupiper, 2001, Exotic Animal Formulary, 2nd edition, W.B Saunders Company, USA.
Delaney, C.A.J., 2000, Exotic Companion Medicine Handbook, Zoological Education Network, Lake Worth, Florida.
Dharmojono, 1998. Hewan Eksotik Kesayangan. Cetakan 1. Penebar Swadaya. Jakarta.
Grzimeks, 1976, Animal Life Encyclopedia, Reptil vol.VI, Van Nostrand Reinhold Company.
Miller, M. F.,2003,Anatomyofsnake, http://www.herpetology.com/cdrom.html.
No comments:
Post a Comment