Sunday, July 17, 2016



KOMUNITAS PENYAYANG HEWAN PONTIANAK

1.    KOMUNITAS PENYAYANG KUCING (KOMPAK) PONTIANAK

Pontianak memiliki komunitas yang terdiri dari sekelompok orang pecinta hewan khususnya kucing. Mereka menamakan diri sebagai Komunitas Penyayang Kucing (KOMPAK). KOMPAK sendiri terbentuk 25 Mei 2014 dan sudah memiliki struktur organisasi untuk operasionalnya. "Kami peduli kucing karena kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa kucing bukanlah binatang pengganggu atau pembawa penyakit. Jika tingkat populasi kucing di Pontianak dapat ditekan, maka akan tercipta keindahan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Sebenarnya target kami juga mau ke tempat-tempat yang banyak kucing terlantar seperti pasar Flamboyan, tapi karena kendala waktu mungkin akan terlaksana di 'stray cat' yang kedua lagi," ujar Juni yang merupakan salah satu anggota Kompak.
Rencananya, Kompak akan dilegalkan segera, agar pergerakan untuk menyelamatkan kucing-kucing mendapat dukungan yang banyak serta pengakuan dari pemerintah. "Saya mengusahakan legalitas Kompak ini agar secara organisatoris bisa mendapat banyak dukungan. Mulai dari pemerintah maupun sponsor. Selain itu, legalitas kita juga akan menjadi pegangan apabila ada oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba membubarkan kita. Jadi kita ada pegangan hukum," tambah Juni.
Adapun visi dari komunitas ini adalah membentuk sebuah KOMPAK (KOMUNITAS PENYAYANG KUCING) KALIMANTAN BARAT yang maju dan berkembang Untuk mencapai tujuan tersebut, KOMPAK secara konsisten melakukan berbagai kegiatan guna memajukan komunitassnya. Adapun beberapa agenda atau kegitan yang rutin dilakukan oleh KOMPAK yaitu megadakan gathering taip minggunya, mengadakan pameran untuk pengenaLan ke masyarakat umum, mengadakan kontes kebersihan dan kesehatan kucing, sharing dan tanya jawab dengan Dr. Spesialis Hewan, adanya vaksinasi gratis yang untuk hewan terutama kucing, serta beberapa kegiatan positif lainnya.


2.     DOG LOVERS  PONTIANAK

ok dehh, kita lanjut aja gan .. tidak usah berbasa basi lagi
di sini ane mau buat semua pemilik doggie di daerah pontianak dan sekitarnya berkumpul disini yah..kita sharing informasi mulai dari anjing masing-masing dan semua hal yang berhubungan dengan doggie ..aneka dog food dan lain-lainnya klo bisa plus poto doggie nya yah...
Jangan lewatin juga setiap :
Hari : Minggu
Jam : 15:00 - 17:00 .
Lokasi : Rumah betang, Jl.sutoyo (Pontianak)
Ayo bawa doggie agan2 & sista sekalian buat berkumpul bersama dog lovers lainnya, disana kita bukan hanya membawa doggie kita berjalan2, tapi juga bisa menambah teman dan juga bisa berkumpul bersama dog lovers dan juga doggie2 mrka ..
Bagi yang tidak memiliki doggie tidak masalah, silahkan datang saja dan berkumpul bersama


3.    KELUARGA MUSANG LOVERS PONTIANAK (KAMULOP)

Jika Anda mengenal binatang musang sebagai hama, ternyata sekarang musang yang memiliki nama lain luwak ini sudah dijadikan maskot kopi. Karena harga kopi yang berasal dari proses alami dipilih dan dimakannya biji kopi oleh musang sangatlah menjanjikan. Dengan hal tersebut sekarang ini musang bukan lagi hewan yang liar, tetapi sudah menjadi salah satu hewan peliharaan yang diminati oleh masyarakat.
Seperti di Kota Pontianak, sejak tanggal 16 Februari 2014 sudah terbentuk KAMULOP (Keluarga Musang Lovers Pontianak)—suatu komunitas yang terbentuk karena memiliki hobi yang sama, yaitu gemar memelihara musang.
KAMULOP memiliki visi mensosialisasikan musang sebagai hewan peliharaan, dengan mengubah pola pandang masyarakat, bahwa musang bukanlah hama. Dan dengan misi yaitu, menjadi wadah para pencinta musang yang berada di Kalimantan Barat menjalin tali silaturahmi, bertukar pikiran, pengalaman, serta mengembangbiakan musang untuk pelestarian.
Komunitas ini biasa melakukan kumpul bareng (gathering) setiap hari Sabtu di sekitaran alun-alun Kapuas dan hari Minggu di Gelanggang Olah Raga Pangsuma. Dan di acara gathering ini sering dilakukan tukar pengalaman sesama anggotanya.
Kini KAMULOP yang menginduk kepada komunitas Musang Lovers Indonesia (MLI) memiliki anggota sebanyak 60 orang dan memiliki musang sebanyak 70 ekor. Jenis-jenis musang yang dipelihara adalah jenis pandan, akar, bulan dan tenggalung.
(http://mediabnr.com/2014/09/28/keluarga-musang-lovers-pontianak-kamulop-terus-sosialisasikan-musang-bukanlah-hama)



4.    PONTIANAK SUGAR GLIDER

Pontianak, thetanjungpuratimes.com – Pontianak Sugar Glider merupakan komunitas pecinta hewan Sugar Glider yang sudah berdiri sejak 28 Oktkber 2015. Anggota yang aktif diperkiraan 30 orang. Penyebaran habitat hewan ini, berada di Papua, Tasmania dan Australia.
Menurut anggota Pontianak Sugar Glider, Nico, memelihara Sugar Glider merupakan hobinya. Selain itu, ketertarikan Nico terhadap hewan ini memiliki keterikatan terhadap pemilknya atau yang biasa disebut Bounding.
“Sementara makanan hewan ini antara lain, Makanan bubur bayi, Ulat hongkong, Ulat Jerman, dan Jangkrik,” tuturnya.
Rico mengatakan, cara perawatannya hanya dengan mengelap tissue basah seminggu sekali kepada Sugar Glider.
“Saya harap, kedepannya lebih banyak yang masuk ke komunitas pecinta hewan ini,” pungkasnya. (Kurniawati/Yuniar)


5.    IGUANA KITE PONTIANAK (IKP)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berkembangnya hobi memelihara reptil, menjadikan iguana sebagai alternatif pecinta reptil herbivora. Hal ini memengaruhi banyak bermunculannya komunitas iguana di Indonesia, tak terkecuali di Pontianak. Seperti Iguana Kite Pontianak (IKP), merupakan sebuah komunitas bagi para pecinta hewan yang mirip bunglon ini. Di Pontianak sendiri IKP adalah komunitas pecinta Iguana yang pertama.
Pada awalnya Iguana Kite Pontianak (IKP) hanyalah merupakan wadah untuk para pencinta iguana di Pontianak. Dikatakan Indra Hermawan selaku ketua IKP, pada awalnya ia hanya memelihara iguana sebagai hobi di rumah, dan ada beberapa temannya yang juga tertarik untuk memelihara iguana setelah melihat hewan pendiam ini di rumahnya.
“Terbentuknya IKP ini berdasar pada kecintaan terhadap iguana dan juga sebagai sarana untuk berbagi informasi tentang reptil berdarah dingin ini, selain itu IKP juga bertujuan untuk mengedukasikan masyarakat tentang apa itu iguana dan bagaimana cara perawatan nya guna menjadi hewan kesayangan layaknya hewan hewan peliharaan pada umumnya, “ tutur Indra kepada Tribun.
Iguana Kite Pontianak sebenarnya adalah cabang dari Komunitas Pencinta Iguana (KPI) yang merupakan komunitas pusat untuk para pencinta iguana yang sudah berdiri sejak 2001 silam. Sedangkan IKP sendiri terbentuk pada 6 Desember 2014 lalu, dengan beranggotakan 8 orang pada awal berdiri.
Dan mereka ingin mencoba menciptakan wadah untuk para pecinta iguana. Untuk saat ini IKP sudah beranggotakan sekitar 25 orang yang masing-masing anggota berhasil bergabung atau tersaring dari gathering yang mereka lakukan atau dari media sosial.


6.    PONTIANAK OWL CLUB

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata Burung Hantu? Apakah burung hantu itu menyeramkan, mistis, atau burung yang dianggap burung pembawa malapetaka? Sekilas burung ini memang sangat menakutkan kalau dilihat dari namanya, tetapi butung ini juga mempunyai keuntikan dan keindahan. Jujur saja ini pertamakalinya saya melihat burung hantu bahkan foto bersama lebih dekat. Burung hantu adalah kelompok burung anggota Ordo Strigiformes dan merupakan burung yang keluar di malam hari.
Nah, kali ini saya diberikan kesempatan untuk Gathering bersama Komunitas Pontianak Owl Club (POC) Minggu, 19 April 2015 di Simpang Bandara Supadio (Bundaran Pesawat) Kabupaten Kubu Raya pukul 16.00 sampai selesai. Di kegiatan Gathering ini Komunitas POC mengenalkan Burung Hantu kepada masyarakat khususnya Pontianak, berkumpul dan bertukar informasi antar pecinta burung hantu, mencegah punahnya burung hantu dari habitatnya, merubah paradigma lama dari burung hantu, dan memperlihatkan jenis-jenis burung hantu yang ada di Kalimantan.
(http://sitimustiani.com/2015/04/pontianak-owl-club-mengenalkan-burung-hantu-kalimantan-kepada-masyarakat/)

Monday, July 23, 2012



SIKLUS ESTRUS ANJING
Permulaan Pubertas
Ras memegang peranan penting terhadap waktu dimana anjing pertama kali mengalami estrus. Secara umum, anjing menunjukkan siklus pertama mereka beberapa bulan setelah mencapai tinggi dan berat tubuh dewasa mereka. Ras beagle, contohnya, biasanya menunjukkan proestrus pertama mereka pada umur 7 – 10 bulan. Beberapa anjing ras kecil memasuki estrus pertama mereka pada umur 6 – 10 bulan. Walaupun anjing ras besar juga memulai proestrus mereka sebelum umur 1 tahun, beberapa anjing ras besar tidak memulai siklus sampai berumur 18 – 24 bulan. Gejala yang muncul pada saat ini bervariasi tergantung individu dan ras. Keberagaman ini ditambah dengan siklus yang dinamakan silent heat, membuat dokter hewan dan juga pemilik hewan sulit memprediksi waktu estrus pertama anjing.
Silent heat adalah estrus yang tidak terdeteksi oleh pemilik hewan karena hanya terjadi sedikit pembengkakan vulva, perdarahan, aktivitas menarik perhatian pejantan, dan perubahan tingkah laku pada anjing betina muda. Panjang pendeknya bulu anjing, kebersihan anjing, dan kehadiran anjing jantan di rumah adalah beberapa variabel yang dapat memudahkan pemiliki untuk mendeteksi estrus. Umur ideal untuk mengawinkan anjing adalah 2 – 6 tahun. Perkawinan pertama direkomendasikan pada selama estrus kedua atau ketiga, setelah pemilik menyaksikan paling tidak satu siklus normal ovarium yang sempurna.

Fase-fase Siklus Ovarium
Ada empat fase siklus ovarium pada anjing.
1. Proestrus. Ini merupakan periode dimana terjadi peningkatan aktivitas folikuler sebelum kemudian diikuti oleh estrus dimana pejantan tertarik pada betina namun betina menolak untuk dikawinkan,
2. Estrus. Estrus adalah periode dimana betina mengijinkan pejantan untuk menaiki dan mengawininya.
3. Diestrus. Ini merupakan periode setelah kawin dan berkaitan dengan aktivitas corpus luteum.
4. Anestrus. Waktu antara akhir fase luteal (progesteron) dan permulaan fase folikuler (proestrus) disebut anestrus.

Proestrus
Durasi. Proestrus dimulai ketika perdarahan vagina terlihat untuk pertama kali dan berakhir ketina betina mengijinkan pejantan untuk menaiki dan mengawininya. Kriteria lainnya yang digunakan untuk mendefinisikan permulaan dan akhir proestrus adalah perubahan mukosa vagina yang dilihat dengan menggunakan endoskop dan perubahan sitologi sel epital vagina. Kriteria lainnya meliputi pembengkakan vulva, menarik perhatian pejantan, dan perubahan tingkah laku terhadap pejantan. Lamanya waktu dari saat permulaan proestrus hingga saat kawin pertama kali biasanya 6 – 11 hari, dengan rata-rata 9 hari.
Gejala klinis. Pada saat awal proestrus, ketertarikan pejantan disebabkan oleh sekresi feromon. Peningkatan aktivitas untuk menarik perhatian pejantan namun menolak untuk dinaiki pejantan juga umum terjadi. Anjing betina juga akan berusaha menutupi vulvanya dengan menggunakan ekor. Tingkah laku ini akan berubah secara bertahap seiring berjalannya proestrus. Anjing betina biasanya menjadi lebih reseptif yang ditunjukkan dengan aktivitas bermain dengan pejantan. Pada akhir proestrus, tingkah laku anjing betina akan menjadi pasif dan bersedia untuk dinaiki pejantan, dengan atau tanpa lordosis dan pengangkatan ekor.
Proestrus dicirikan, walaupun tidak selalu, dengan lelerah dari vagina. Perdarahan vagina dimulai saat eritrosit mengalami diapedesis melewati endometrium dan secara subepitelial seiring rupturnya kapiler yang ada di endometrium. Darah ini kemudian mengalir melewati serviks yang relaksasi dan memasuki vagina. Sejumlah kecil eritrosit juga dapat berasal dari mukosa vagina. Perubahan cepat dari ketebalan dan perkembangan mukosa vagina dan endometrium merupakan respon terhadap sekresi estrogen dari folikel. Volume perdarahan bervariasi antara anjing betina yang satu dengan lainnya.
Anjing betina yang selalu membersihkan diri dengan jalan menjilati tubuh, proestrus menjadi sulit terdeteksi. Deteksi proestrus juga menjadi lebih sulit pada anjing berbulu panjang dengan ekor turun dibandingkan dengan anjing berbulu pendek yang tidak memiliki ekor. Lelerah darah dari vagina akan berhenti seiring proestrus memasuki estrus.
Vulva. Vulva yang membengkak selama proestrus disebabkan oleh akumulasi cairan. Vulva yang edema dan bengkak ini menghalangi masuknya penis pejantan. Seiring beralihnya proestrus menjadi estrus, vulva akan melunak secara dramatis dan menghilangkan rintangan yang sebelum terbentuk.
Perubahan hormon dan anatomi ovarium. Anjing betina pada saat proestrus berada dalam pengaruh estrogen. Estrogen disintesis dan disekresikan oleh folikel ovarium yang sedang berkembang. FSH dan LH dilepaskan pada akhir anestrus, dan peralihan dari anestrus menjadi proestrus berkaitan dengan peningkatan sekresi FSH dan LH. Akibat stimulasi gonadotropin, folikel menjadi masak dan mencapai kapasitasnya untuk mensintesis dan mensekresikan estrogen. Estrogen yang disekresikan menyebabkan leleran vagina, menarik perhatian pejantan, dan persiapan uterus untuk kebuntingan.
Konsentrasi estrogen yang meningkat secara dramatis selama proestrus berkaitan dengan perubahan dramatis pada uterus, mukosa vagina, dan vulva, dan juga pada sekresi folikuler dan tingkah laku anjing betina. Konsentrasi estrogen selama anestrus biasanya antara 5 – 15 pg/ml. Proestrus berkaitan dengan meningkatnya konsentrasi estrogen (estradiol) diatas 15 pg/ml. Konsentrasi tertinggi estradiol dicapai pada 24 – 48 jam sebelum akhir proestrus (permulaan estrus).
Penurunan konsentrasi estradiol menstimulasi permulaan estrus. Selama 5 – 20 hari berikutnya, konsentrasi estradiol menurun secara progresif ke level basal. Konsentrasi progesteron selama proestrus kecuali pada 24 – 72 jam terakhir adalah rendah. Akhir proestrus dan permulaan estrus berkaitan dengan konsentrasi progesteron yang meningkat sementara konsentrasi estrogen menurun. Konsentrasi progesteron >1 ng/ml dibutuhkan untuk induksi perubahan tingkah laku estrus dan untuk memelihara kebuntingan.
Anatomi uterus, oviduct, dan kelenjar mamae.Beberapa jaringan target estrogen terpengaruh oleh peningkatan konsentrasi estrogen selama proestrus. Perubahan ini meliputi pertumbuhan duktus dan tubulus glandula mamae, proliferasi fimbria oviduct, penebalan oviduct, pemanjangan kornu uteri, penebalan endometrium, peningkatan sensitivitas myometrium, pembesaran serviks, pemanjangan dan edema vagina, proliferasi dinding vagina, dan sintesis enzim metobolis steroid hepatika. Persiapan implantasi di endometrium meliputi peningkatan ketebalan dinding dan aktivitas glanduler, yang berkaitan dengan perdarahan. Perdarahan uterus ini merupakan sumber utama perdarahan vagina pada saat proestrus.
Anatomi vagina dan endoskopi. Peningkatan konsentrasi estrogen menyebabkan penebalan dinding vagina, yang melindungi anjing dari trauma pada saat kawin. Ketebalan epitel vagina pada saat anestrus hanya beberapa lapis dan mudah rusak. Peningkatan konsentrasi estrogen pada saat proestrus menyebabkan multiplikasi cepat pada lapisan sel epitel vagina. Sehingga, ketika penis pejantan memasuki vagina, maka tidak akan berbahaya bagi anjing betina.
Peningkatan jumlah lapisan menyebabkan lapisan sel yang berada dekat dengan lumen tidak menerima aliran darah sehingga mengakibatkan kematian sel. Sel-sel mati berperan sebagai sel yang kurang sensitif dan tidak mudah hancur. Sel menjadi tidak mudah rusak tidak hanya karena meningkatnya jumlah lapisan sel, tetapi juga dikarenakan oleh perkembangan prekursor keratin di dalam sel-sel ini. Penebalan mukosa vagina dapat diketahui dengan sitologi.
Selama proestrus, mukosa tampak membulat, edema, licin, dan berkilau. Lipatan vagina berwarna merah muda dan menggelembung ke arah lumen akibat dari retensi cairan. Penurunan konsentrasi estrogen dan peningkatan progesteron pada 1 – 3 hari sebelum akhir proestrus, menyebabkan edema pada mukosa vagina berkurang, dan permukaan lumen yang tertarik menjadi berlipat-lipat secara progresif. Peristiwa ini disebut krenulasi. Krenulasi vagina terlihat dalam 24 jam sebelum lonjakan LH.
Lonjakan LH akan diikuti oleh ovulasi dalam waktu kurang lebih 24 – 48 jam. Pengawinan sebaiknya terjadi pada saat ini. Mukosa menjadi lebih terkrenulasi secara progresif, dan lipatan vagina menjadi lebih rata seiring berkurangnya edema. Selanjutnya, karena lapisan epitel yang menebal telah menghilang, mukosa sekali lagi menjadi mudah rusak dan hemoragi superfisial dapat terlihat dengan vagioskopi.


Estrus
Durasi. Estrus biasanya berlangsung selama 5 – 9 hari. Namun, panjangnya waktu estrus dapat bervariasi tergantung individu.
Gejala klinis. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada saat estrus adalah anjing betina bersedia menerima pejantan yang ingin menaiki dan mengawini. Anjing juga akan membungkuk dan menaikkan perineumnya. Tekanan yang diberikan pada punggung bawah menyebabkan ekor disingkapkan ke samping dan tekanan yang jelas terlihat pada kaki belakang yang berguna untuk mnenahan berat tubuh pejantan. Leleran vagina berwarna merah muda dan mengandung glukosa.
Endoskopi vagina. Perubahan sekresi dari estrogen menjadi progesteron oleh folikel preovulatory mengakibatkan berkurangnya vaskularisasi mukosa vagina dan edema. Permukaan lumen vagina menjadi lebih terkrenulasi atau lebih melipat.
Perubahan hormonal. Konsentrasi estrogen meningkat 1 – 2 hari sebelum permulaan estrus. Biasanya anjing betina mulai menampakkan gejala estrus hanya ketika konsentrasi estrogen yang sebelumnya meningkat menjadi menurun. Penurunan konsentrasi estrogen merefleksikan proses final pematangan folikel ovarium, beberapa hari sebelum ovulasi.
Bersamaan dengan penurunan level estrogen, sel-sel folikel lainnya mengalami luteinisasi dan mensekresikan sejumlah besar progesteron. Kombinasi dari penurunan konsentrasi estrogen dan peningkatan konsentrasi progesteron pada akhir proestrus menstimulasi perubahan tingkah laku anjing betina pada saat estrus dan memberikan feedback positif terhadap hipotalamus dan pituitary, menghasilkan sekresi FSH dan LH pada permulaan estrus.
Progesteron meningkat diatas serum basal sebelum lonjakan LH. Dengan kata lain, sel-sel folikel yang mampu mensintesis dan mensekresikan progesteron berfungsi sebelum perkembangan corpus luteum. Peningkatan progesteron ini memperkuat intensitas dan durasi tingkah laku estrus.
Penurunan konsentrasi estradiol yang diikuti dengan peningkatan konsentrasi estrogen juga dianggap berperan dalam mengiinisiasi lonjakan LH. Lonjakan LH menginisiasi ovulasi dalam waktu 24 – 48 jam, yang setelahnya kemudian akan terbentuk corpus luteum.
Ovarium dan uterus. Ovarium yang membesar dapat dilihat dengan abdominal ultrasonografi. Ovarium memiliki bentuk oval yang akan menjadi bulat setelah ovulasi. Struktur yang teridentifikasi setelah ovulasi adalah nonovulatory folikel, korpora hemoragika, korpora luteal yang berisi air, atau folikel yang mengalami luteinisasi.
Folikel yang ruptur dengan cepat terluteinisasi. Bagian yang ruptur ini mengalami reorganisasi menjadi korpus luteum yang mampu mensintesis dan mensekresikan progesteron selama 2 bulan ata
Lebih.
Selama periode ini, uterus terus bersiap untuk implantasi. Perdarahan mikrovaskuler biasanya, walaupun tidak selalu, berhenti, dan perkembangan glandula diiringi peningkatan vaskularitas mendekati selesai. Uterus menjadi lebih mudah dipalpasi pada pemeriksaan abdomen, menunjukkan peningkatan ukuran dan ketebalan.

Diestrus
Durasi. Diestrus adalah fase setelah fase estrus dimana konsentrasi progesteron menjadi dominan. Fase ini berlangsung selama 56 – 58 hari pada anjing yang bunting dan 60 – 100 hari pada anjing yang tidak bunting.
Perubahan hormonal. Konsentrasi progesteron di dalam plasma meningkat diatas level basal (>0,5 ng/ml) pada akhir proestrus menjadi lebih besar dari 1 – 2 ng/ml pada saat permulaan estrus. Setelah ovulasi, korpus luteum berkembang di dalam ovarium pada bekas lokasi folikel yang ruptur, menyebabkan peningkatan populasi sel yang dapat mensintesis dan mensekresikan progesteron. Puncak sintesis progesteron oleh korpus luteum ini dicapai 20 – 30 hari setelah ovulasi. Pada saat ini, konsentrasi progesteron meningkat secara dramatis lebih tinggi daripada konsentrasi basal (15 – 90 ng/ml).
Ovarium dan uterus. Korpus luteum berlokasi di permukaan ovarium selama diestrus. Uterus merespon terhadap peningkatan konsentrasi progesteron dengan jalan memelihara struktur dan vaskularisasi yang dibutuhkan untuk kebuntingan.
Bersamaan dengan degenerasi korpus luteum dan berhentinya sekresi progesterin, diestrus berakhir dan uterus mengalami periode perbaikan. Periode involusi uterus ini membutuhkan waktu 1 – 3 bulan.
Gejala klinis. Fase diestrus dimulai ketika anjing betina menolak untuk dikawini. Vulva kembali ke ukuran semula dan tidak lagi membesar. Secara umum, tidak ada perbedaan yang timbul baik pada saat anestrus maupun diestrus.
Glandula mamae. Meningkatnya konsentrasi progesteron pada saat standing heat menginisiasi perkembangan glandula pada jaringan mamae. Perubahan ini biasanya menjadi lebih jelas ketika anjing mencapai trimester akhir dari diestrus. Konsentrasi prolaktin, yang meningkat selama minggu terakhir kebuntingan, menyebabkan persiapan laktasi untuk fetus yang akan dilahirkan.
Anestrus
Definisi. Anestrus adalah suatu fase dalam siklus reproduksi dimana uterus mengalami involusi. Anestrus dimulai pada saat anjing melahirkan dan berakhir pada saatnya dimulainya proestrus.
Durasi. Seperti fase lainnya, durasi anestrus pun bervariasi. Variasi ini tergantung dari ras, kesehatan, umur, lingkungan, dan berbagai faktor lainnya. Biasanya anjing betina memulai proestrus mereka setiap 7 bulan. Proestrus berlangsung selama 9 hari, estrus 7 – 9 hari, diestrus 58 hari, dan anestrus 4,5 bulan.
Konsentrasi hormon. Seperti pada spesies lainnya, ledakan sporadis sekresi LH terjadi selama anestrus pada anjing. Peningkatan LH yang terjadi secara tiba-tiba dan sementara ini menyebabkan munculnya dua episode sekrestori LH yang singkat namun potensial. Satu lonjakan LH segera diikuti permulaan proestrus, dan yang satunya lagi diikuti atau berbarengan dengan permulaan estrus dan kemudian ovulasi. Konsentrasi serum FSH juga meningkat selama anestrus, level hormon ini pada akhir anestrus sama tingginya seperti level hormon FSH pada saat lonjakan FSH preovulatory pada saat estrus.
Konsentrasi estrogen berfluktuasi secara signifikan selama anestrus. Lonjakan konsentrasi estrogen dilaporkan terjadi, dan hal ini diasumsikan berasal dari gelombang perkembangan folikel subklinis dan kemungkinan berumur pendek. Folikel-folikel ini mensitesis dan mensekresikan estrogen, menyebabkan naiknya, walaupun sedikit, konsentrasi estrogen. Karena folikel tidak pernah berkembang dengan sempurna, mereka regresi dan berkembang menjadi sel lutein yang mensekresikan progesteron. Serum estrogen menurun sebelum permulaan proestrus. Sebaliknya, progesteron tetap pada konsentrasi yang sangat rendah selama anestrus.
Uterus. Uterus selama anestrus mengalami perbaikan. perbaikan sempurna endometrium ke keadaan semula membutuhkan waktu kurang lebih 120 hari setelah konsentrasi progesteron kembali ke level basal pada anjing yang tidak bunting dan setelah 140 hari pada anjing yang bunting.

SIKLUS ESTRUS KUCING

Kucing biasanya memiliki siklus estrus pertamaantara usia 5 sampai 10, dengan usia rata-rata sekitar 6 bulan. Kucing betina mengalami estrus kira – kira 2 sampai 4 kali dalam setiab tahunnya. Jika perkawinan tidak terjadi, estrus dapat berlangsung 7 hari sampai 10 hari dan terulang kembali dalam wakti 15 sampai 21 hari kemudian. Kucing dapat mengalami estrus sekitar enam minggu setelah beranak.
Ada lima fase dalam siklus estrus pada kucing, yaitu proestrus, estrus, interestrus, diestrus, dan anestrus.
Proestrus
Merupakan fase pertama dari siklus estrus. Periode pertama fase estrus ini pertama kali terjadi pada kucing yang berusia empat bulan. Fase proestrus biasanya berakhir sekitar dua hari. Tapi terkadang pemilik tidak dapt mengetahuinya. Ciri – ciri dari fase ini adakah kucing sering berputar – putar pada lantai, menggosok-gosokkan kepala pada barang dan manusia. Dia akan mengambil posisi jika kita menepuk lembut pada bagian pangkal ekor. Melakukan senggama atau kawin tidak selamanya terjadi pada stadium ini. Kucing jantan sangat tertarik pada kucing betina pada fase ini, tetapi biasanya kucing betina tidak akan membiarkan kucing jantan mengawininya.

Estrus
Hanya pada fase inilah betina dapat menerima pejantan. Perubahan perilaku yang lebih jelas dalam estrus daripada di proestrus. Fase ini dapat bertahan selama sepuluh hari jika tidak ada perkawinan. Namun, tidak ada perubahan mencolok dalam penampilan atau ukuran dari alat kelamin eksternal yang jelas. Tetapi jika perkawinan terjadi, maka estrus dapat berlangsung tiga sampai empat hari saja. Jika itu kucing liar, maka dapat kawin dengan beberapa kucing jantan. Kucing betina disebut dengan “induced ovulator” yaitu betina hanya akan ovulasi ketika kehamilan tidak terjadi. Kopusi dimulai ketika hormone LH dibebaskan dan akan menstimulasi terjadinya ovulasi. Akan tetapi level LH bervariasi pada setiab kucing betina. Beberapa betina sudah cukup distimulasi oleh oleh satu pejantan.

Interestrus
Fase ini adalah periode fase beriring estrus jika ovulasi tidak terjadi. Jika kucing betina tidak mengalami perkawinan dia kan estrus rata – rata dua sampai tiga minggu.

Diestrus
Pada fase ini, kucing – kucing betina akan menolak kucing jantan untuk mendekatinya dan perilakunya kan kembali normal. Tetapi jika terjadi perkawinan pada fase ini maka dapat menimbulkan kehamilan (9 minggu). Jika tidak terjadi perkawinan itu akan bertahan sekitar satu sampai dua minggu sebelum ke fase berikutnya. Kehamilan semu dapat selalu terjadi jika ovulasi terjadi tanpa ada konsepsi. Pada kasus ini, diestrus akan bertahan sebulan atau enam minggu bahkan lebih panjang lagi. Satu-satunya perbedaan antara tahap ini dan selanjutnya adalah tingkat tinggi hormon progesteron dalam tubuhnya.

Anestrus
Ini merupakan fase akhir dari siklus estrus. Fase ini adalah fase istirahat sebelum menuju kembali ke fase proestrus dan pada periode ini system reproduksi inaktif atau bias disebut dengan fase “mandul”. Kucing betina akan menolak kucing jantan.
Ovulasi dipicu oleh kopulasi atau terjadinya stimulasi pada daerah vagina. Ini terjadi karena adanya rangsangan pada hipotalamus menuju ke sumsum tulang belakang. Hipotalamus akan membebaskan GnRH dari hipofisis anterior kemudian menghasilkan LH (estrogen) yang akan menstimulasi terjadinya ovulasi dan perkembangan dari corpus luteum.

DAFTAR PUSTAKA
Feldman, E. C. dan Nelson, R. W., 2004. Canine and Feline Endocrinology and Reproduction, Third Edition. Elsevier, USA.